24 Desember 2010

tentang 2010

2010
aku menyebutnya tahun pendewasaan diri
di tahun ini aku belajar sangat banyak hal yg membuat aku seperti diriku saat ini
berbeda jauh dengan diriku setahun yg lalu

aku pernah merasa begitu cemburu
namun kemudian aku sadar,kecemburuanku itu tidak ada gunanya
kecemburuan itu hanya membuatku jadi orang yang tak menghormati hak orang lain

aku pernah merasa terkhianati
namun kemudian aku sadar,sakit hati itulah yg pernah orang lain rasakan
saat dulu aku yg melakukan pengkihianatan

aku pernah merasa tak dianggap
namun kemudian aku sadar,bahwa saat itu aku bukanlah siapa-siapa
kesombongan telah membuat aku lupa bahwa aku sebenarnya bukanlah orang yg bisa dipercaya

aku pernah merasa terkucilkan
namun kemudian aku sadar,bahwa yg ku dapat saat itu karena egoku yg menganggap aku sangat dibutuhkan
padahal kenyataannya keberadaanku bukanlah sebuah kebutuhan

aku pernah merasa sendiri dalam kegelapan
namun kemudian aku sadar,saat dalam gelap kita tidak boleh hanya diam meratapi nasib
yg harus kita lakukan adalah mencari satu titik terang yg akan menuntun kita keluar dr gelap itu

aku pernah merasa sangat sombong seakan-akan aku yg terbaik dr orang lain
namun kemudian aku sadar,di atas langit masih ada langit
jika dibandingkan dgn orang-orang yg telah aku temui,aku bukanlah apa-apa

aku pernah merasa sangat kufur
namun kemudian aku sadar,bahwa selama ini aku telah jauh dariNya
selama ini aku hanya menghadapNya jika aku kesulitan tanpa pernah berucap syukur atas semua yg telah Dia berikan

Ya Allah
terimakasih atas semua pelajaran yg Engkau berikan padaku setahun ini
terimakasih atas semua nikmat yg tak akan pernah bisa aku ungkap satu persatu
terimakasih atas kesempatan untukku menghirup udaraMu yg begitu menyegarkan
terimakasih atas cahayaMu yg membuatku sedikit merasa lebih terang menjalani hidupku
terimakasih atas semua peringatan yg Engkau berikan agar aku senantiasa mengingatMu
terimakasih Ya Allah

12 Desember 2010

cahaya itu

cahaya itu awalnya cahaya biasa
namun kemudian cahaya itu bersinar sangat terang
cahaya itu sangat lembut dan anggun
cahaya itu menenangkan siapapun yg melihatnya
cahaya itu menempel erat di pikiranku
cahaya itu pernah menuntunku dalam kegelapan

terimakasih Ya Allah Engkau telah menunjukkan cahaya itu
walaupun cahaya itu tak akan pernah bisa selalu ku lihat
walaupun cahaya itu tak akan pernah bisa ku gapai
namun aku bersyukur aku pernah melihat cahaya itu
aku bersyukur pernah merasakan hangat dan lembutnya cahaya itu
aku bersyukur jalanku yg gelap pernah diterangi oleh cahaya itu

Ya Allah jikalau nanti cahaya itu tak akan bisa ku lihat lagi
aku ingin kau tetap jaga cahaya itu Ya Allah
aku ingin cahaya itu tidak pernah redup
aku ingin cahaya itu selalu bersinar menerangi sekelilingnya
aku ingin cahaya itu selalu menerangi jikalau gelap menyelimuti dunia
aku ingin cahaya itu tetap abadi dan kau jaga Ya Allah

15 November 2010

Euforia Organisasi

tak bisa kita pungkiri bahwa dunia kampus atau dunia perkuliahan identik dengan yang namanya organisasi.bagi sebagian orang yang telah menyelesaikan kuliahnya dan mereka dulunya aktif di organisasi selalu mengatakan mereka merasa beruntung telah banyak belajar dari sebuah organisasi.mereka berpendapat sukses mereka saat ini salah satunya adalah berkat aktif di organisasi saat masa perkuliahan.namun bagi sebagian orang yang lain,yang selama masa kuliahnya dihabiskan tanpa organisasi,mereka menganggap walau tanpa organisasi mereka tetaplah bisa "hidup".walaupun tanpa organisasi mereka masih bisa survive di kehidupan kampus dan tamat sesuai waktu yang telah mereka rencanakan sebelumnya.mereka tetap bisa meraih posisi penting dan menjadi pemimpin yang baik dalam dunia kerja tanpa harus membuang waktu kuliahnya untuk "kerja tanpa bayaran" tersebut.

organisasi memang layak disebut "kerja tanpa bayaran".dalam sebuah organisasi di lingkungan kampus janganlah pernah berharap kita akan mendapat keuntungan dalam bentuk materi.mungkin ada beberapa organisasi yang cukup "basah" untuk memberikan keuntungan dalam bentuk materi kepada anggotanya,tapi organisasi seperti ini sangatlah jarang ditemukan dalam kehidupan kampus.

dalam sebuah organisasi satu hal yang sangat dituntut adalah keikhlasan.organisasi mahasiswa pada dasarnya adalah sebuah non-benefit organisasi yang tujuannya adalah memberikan pembelajaran kepada mahasiswa bagaimana sebenarnya tatanan hidup yang akan mereka hadapi saat menyelesaikan masa perkuliahannya nanti.bisa dikatakan sebuah organisasi adalah layaknya kehidupan nyata yang memiliki pemimpin dan yang dipimpin,yang setiap individu di dalamnya memiliki tugas dan kepentingan masing-masing yang ingin dicapai,yang setiap individu di dalamnya punya hak dan kewajiban yang harus dihormati oleh semuanya.satu hal lagi yang tidak bisa kita pungkiri,organisasi adalah tempat untuk mengenal sifat dan karakter setiap individu yang bergelut dalam organisasi tersebut.organisasi adalah tempat kita belajar menyesuaikan diri dengan sifat dan karakter yang berbeda-beda dari setiap individunya.

bagi sebagian orang,organisasi selayaknya kehidupan memiliki siklus yang berputar bagaikan roda.saat pertama mengecap organisasi,kita bagaikan anak kecil yang harus belajar dan disuapi bagaimana menjadi pribadi yang nantinya akan menjadi pemimpin.setelah mulai merasakan menjadi seorang pemimpin,kita seakan mulai memasuki masa remaja.terkadang diantara kita mulai merasakan euforia organisasi,euforia memimpin orang lain,euforia menunjukkan jati diri bahwa kita pantas untuk dipercatya,euforia merasa dibutuhkan perannya bagi orang lain.

namun euforia itu menghilang seiring berjalannya waktu,seiring mulai dewasanya pola berpikir kita bahwa menjadi pemimpin jauh lebih berat daripada itu.menjadi pemimpin bukan hanya harus menjadi penyuruh,tetapi juga harus menjadi pembimbing dan pelindung bagi yang dipimpinnya.menjadi pemimpin haruslah menjadi contoh selayaknya orang tua yang menjadi contoh bagi anak-anaknya.dan di akhir masa kepemimpinan,kita bagaikan berada di akhir siklus kehidupan dimana kita harus memberikan tongkat estafet "kehidupan" yang selama ini kita pegang pada orang yang mampu untuk melanjutkannya.

banyak alasan orang memilih untuk ikut berorganisasi.mulai dari alasan terbiasa berorganisasi dari masa sekolah sampai alasan karena belum pernah berorganisasi sebelumnya.dengan alasan keikhlasan memberikan "sesuatu" untuk orang lain atau alasan ingin "dianggap" oleh orang lain.ingin mengenal ataupun dikenal banyak orang.dan banyak juga alasan kenapa orang tidak ingin berorganisasi.seperti sudah mengalami kejenuhan saat berorganisasi di masa sekolah,sulitnya membagi waktu antara belajar dan "bekerja tanpa bayaran" tersebut,sampai alasan klasik tidak mendapatkan izin dari orang tua yang beranggapan bahwa organisasi hanya akan membuat mahasiswa mengecap bangku perkuliahan lebih lama dari sewajarnya.

setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing.setiap orang berhak memilih apa yang akan dilakukannya.setiap orang berhak memilih apa yang terbaik menurut dirinya sendiri.setiap orang yang baru memasuki dunia perkuliahan berhak memilih dia akan aktif berorganisasi selama perkuliahannya ataukah hanya menjadi mahasiswa biasa yang menghabiskan masa kuliahnya tanpa organisasi.setiap orang yang sedang berada dalam suatu organisasi berhak memilih akan tetap lanjut di organisasi tersebut,mencoba peruntungan di organisasi lain,ataupun menjalani sisa waktu perkuliahannya tanpa organisasi.setiap orang yang awalnya memilih untuk tidak berorganisasi juga berhak untuk merubah pola pikirnya dan kemudian bergabung dalam non-benefit organisasi(baca:organisasi kampus).

thats ur life,thats ur choice!

12 November 2010

Appendisitis

Pendahuluan
Apendisitis adalah peradangan pada apendix vermiformis (Pierce dan Neil, 2007). Apendisitis merupakan kasus laporotomi tersering pada anak dan juga pada orang dewasa (Ahmadsyah dan Kartono, 1995). Hampir 7% orang barat mengalami apendisitis dan sekitar 200.000 apendiktomi dilakukan di Amerika Serikat tiap tahunnya. Insidens semakin menurun pada 25 tahun terakhir, namun di negara berkembang justru semakin meningkat, kemungkinan disebabkan perubahan ekonomi dan gaya hidup (Lawrence, 2006).

Insidens pada laki-laki dan perempuan umumnya sebanding kecuali pada umur 20-30 tahun, insidens laki-laki lebih tinggi, sedangkan pada bayi dan anak sampai berumur 1-2 tahun jarang ditemukan (Syamsuhidajat, 1997). Diagnosis harus ditegakkan dini dan tindakan harus segera dilakukam, keterlambatan penanganan menyebabkan penyulit perforasi dan berbagai akibatnya (Ahmadsyah dan Kartono, 1995).

Anatomi dan Fisiologi Appendix
Pada neonatus, apendix vermiformis (umbai cacing) adalah sebuah tonjolan dari apex caecum, tetapi seiring pertumbuhan dan distensi caecum, appendix berkembang di sebelah kiri dan belakang kira-kira 2,5 cm di bawah valva ileocaecal (Lawrence, 2006). Istilah usus buntu yang sering dipakai di masyarakat awan adalah kurang tepat karena usus buntu sebenarnya adalah caecum. Appendix merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya sekitar 10 cm (3-15 cm). Lumennya sempit di bagian proximal dan melebar di bagian distal. Namun, pada bayi, appendix berbentuk kerucut, lebar di pangkal, dan sempit di ujung (Syamsuhidajat, 1997). Ontogenitas berasal dari mesogastrium dorsale. Kebanyakan terletak intraperitoneal dan dapat digerakkan.

Macam-macam letak appendix : retrocaecalis, retroilealis, pelvicum, postcaecalis, dan descendentis (Budiyanto, 2005).
Pangkal appendix dapat ditentukan dengan cara pengukuran garis Monroe-Pichter. Garis diukur dari SIAS dextra ke umbilicus, lalu garis dibagi 3. Pangkal appendix terletak 1/3 lateral dari garis tersebut dan dinamakan titik Mc Burney. Ujung appendix juga dapat ditentukan dengan pengukuran garis Lanz. Garis diukur dari SIAS dextra ke SIAS sinistra, lalu garis dibagi 6. Ujung appendix terletak pada 1/6 lateral dexter garis tersebut (Budiyanto, 2005).

Appendix menghasilkan lendir 1-2 ml perhari. Lendir tersebut secara normal dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke caecum. Imunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GULT yang terdapat disepanjang saluran cerna termasuk appendix adalah IgA. Imunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi (Syamsuhidajat, 1997).

Etiologi Apendisitis
Penyebabnya hampir selalu akibat obstruksi lumen appendix oleh apendikolit, fekalomas (tinja yang mengeras), parasit (biasanya cacing ascaris), benda asing, karsinoid, jaringan parut, mukus, dan lain-lain (Subanada, dkk, 2007, Price dan Wilson, 2006).

Patofisiologi
Setelah terjadi obstruksi lumen appendix maka tekanan di dalam lumen akan meningkat karena sel mukosa mengeluarkan lendir. Peningkatan tekanan ini akan menekan pembuluh darah sehingga perfusinya menurun akhirnya mengakibatkan iskemia dan nekrosis. Invasi bakteri dan infeksi dinding appendix segera terjadi setelah dinding tersebut mengalami ulserasi. Infiltrat-infiltrat peradangan tampak di semua lapisan dan exudat fibrin tertimbun di dalam lapisan serosa. Meskipun perforasi belum terjadi, organisme-organisme biasanya dapt dibiakan dari mukosa appendix. Nekrosis dinding appendix mengakibatkan perforasi dan pencemaran abdomen oleh tinja (Subanada, dkk, 2007; Chandrasoma, 2006).

Klasifikasi
Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :
  1. Apendisitis akut, dibagi atas Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.
  2. Apendisitis kronis, dibagi atas Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua.
Gambaran Klinis
Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8° Celsius.

Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok.

Diagnosis Banding
Beberapa penyakit perlu dipertimbangkan sebagai diagnosis banding (Pierce dan Neil, 2007):
  • limfadenitis mesenterica terutama pada anak-anak.
  • penyakit pelvis pada wanita : inflamasi pelvis, ISK, kehamilan ektopik, ruptur kista korpus luteum, endometriosis externa.
  • lebih jarang : penyakit Crohn, kolesistitis, perforasi ulkus duodenum, pneumonia kanan bawah.
  • jarang : perforasi karsinoma caecum, diverkulitis sigmoid
Diagnosis
Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh karena nyeri viseral. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus). Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.

Diagnosis ditegakkan bila memenuhi (Pierce dan Neil, 2007):
  • gambaran klinis yang mengarah ke appendisitis.
  • rectal toucher : pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.
  • laboratorium : lekositosis ringan, lekosit > 13.000 /dl biasanya pada perforasi, terdapat pergeseran ke kiri (netrofil segmen meningkat). Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.
  • USG untuk massa appendix dan jika masih ada keraguan untuk menyingkirkan kelainan pelvis lainnya.
  • laparoskopi biasanya digunakan untuk menyingkirkan kelainan ovarium sebelum dilakukan apendiktomi pada wanita muda.
  • CT scan pada usia lanjut atau dimana penyebab lain masih mungkin.

Penatalaksanaan
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang baik. Penundaan tindak bedah sambil pemberian antibiotik dapat mengakibatkan abses atau perforasi. Apendiktomi bisa dilakukan secara terbuka atau pun dengan cara laporoskopi. Pada apendisitis tanpa komplikasi biasanya tidak perlu diberikan antibiotik, kecuali pada apendisitis gangrenosa atau apendisitis perforata (Syamsuhidajat, 1997).

Komplikasi
Beberapa komplikasi yang dapat terjadi :
1. Perforasi
Keterlambatan penanganan merupakan alasan penting terjadinya perforasi. Perforasi appendix akan mengakibatkan peritonitis purulenta yang ditandai dengan demam tinggi, nyeri makin hebat meliputi seluruh perut dan perut menjadi tegang dan kembung. Nyeri tekan dan defans muskuler di seluruh perut, peristaltik usus menurun sampai menghilang karena ileus paralitik (Syamsuhidajat, 1997).

2. Peritonitis
Peradangan peritoneum merupakan penyulit berbahaya yang dapat terjadi dalam bentuk akut maupun kronis. Keadaan ini biasanya terjadi akibat penyebaran infeksi dari apendisitis. Bila bahan yang menginfeksi tersebar luas pada permukaan peritoneum menyebabkan timbulnya peritonitis generalisata. Dengan begitu, aktivitas peristaltik berkurang sampai timbul ileus paralitik, usus kemudian menjadi atoni dan meregang. Cairan dan elektrolit hilang ke dalam lumen usus menyebabkan dehidrasi, gangguan sirkulasi, oligouria, dan mungkin syok. Gejala : demam, lekositosis, nyeri abdomen, muntah, Abdomen tegang, kaku, nyeri tekan, dan bunyi usus menghilang (Price dan Wilson, 2006).

3.Massa Periapendikuler
Hal ini terjadi bila apendisitis gangrenosa atau mikroperforasi ditutupi pendindingan oleh omentum. Umumnya massa apendix terbentuk pada hari ke-4 sejak peradangan mulai apabila tidak terjadi peritonitis generalisata. Massa apendix dengan proses radang yang masih aktif ditandai dengan keadaan umum masih terlihat sakit, suhu masih tinggi, terdapat tanda-tanda peritonitis, lekositosis, dan pergeseran ke kiri. Massa apendix dengan proses meradang telah mereda ditandai dengan keadaan umum telah membaik, suhu tidak tinggi lagi, tidak ada tanda peritonitis, teraba massa berbatas tegas dengan nyeri tekan ringan, lekosit dan netrofil normal (Ahmadsyah dan Kartono, 1995).

Prognosis
Apendiktomi yang dilakukan sebelum perforasi prognosisnya baik. Kematian dapat terjadi pada beberapa kasus. Setelah operasi masih dapat terjadi infeksi pada 30% kasus apendix perforasi atau apendix gangrenosa.

Pencegahan
Sering makan makanan berserat dan menjaga kebersihan.

10 Oktober 2010

Hidrokel

Hidrokel adalah penumpukan cairan berbatas tegas yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang berada di dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik di sekitarnya. Dapat dikatakan penumpukan cairan yang berlebihan di antara lapisan parietalis dan visceralis tunika vaginalis testis.

ETIOLOGI
Hidrokel yang terjadi pada bayi baru lahir dapat disebabkan karena belum sempurnanya penutupan prosesus vaginalis sehingga terjadi aliran cairan peritoneum ke prosesus vaginalis atau belum sempurnanya sistem limfatik di daerah skrotum dalam melakukan reabsorbsi cairan hidrokel. Pada bayi laki-laki hidrokel dapat terjadi mulai dari dalam rahim. Pada usia kehamilan 28 minggu ,testis turun dari rongga perut bayi kedalam skrotum, dimana setiap testis ada kantong yang mengikutinya sehingga terisi cairan yang mengelilingi testis tersebut.

Pada orang dewasa, hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder dapat terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorbsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan pada testis itu mungkin suatu tumor, infeksi, atau trauma pada testis atau epididimis. Kemudian hal ini dapat menyebabkan produksi cairan yang berlebihan oleh testis, maupun obstruksi aliran limfe atau vena di dalam funikulus spermatikus.


KLASIFIKASI
1. Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis
a.Hidrokeltestis
Kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari.
b.Hidrokelunikulus
Kantong hidrokel berada di funikulus yaitu terletak disebelah cranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba dan berada diluar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya tetap sepanjang hari.
c. Hidrokel Komunikan
Terdapat hubungan antara prosesus vaginalis dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan peritoneum. Pada anamnesis kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yaitu bertambah pada saat anak menangis. Pada palpasi kantong hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan kedalam rongga abdomen

PATOFISIOLOGI
Hidrokel adalah pengumpulan cairan pada sebagian prosesus vaginalis yang masih terbuka. Kantong hidrokel dapat berhubungan melalui saluran mikroskopis dengan rongga peritoneum dan berbentuk katup. Dengan demikian cairan dari rongga peritoneum dapat masuk ke dalam kantong hidrokel dan sukar kembali ke rongga peritoneum.

Pada kehidupan fetal, prosesus vaginalis dapat berbentuk kantong yang mencapai scrotum. Ujung bawah kantong ini mengelilingi testis dan disebut tunika vaginalis. Apabila terjadi atrofi pada ujung proksimal dan tengah sehingga bagian distal yang mengelilingi testis tetap terbuka, maka terjadi hidrokeltestikularis.


Hidrokel dapat ditemukan dimana saja sepanjang funikulus spermatikus, juga dapat ditemukan di sekitar testis yang terdapat dalam rongga perut pada undensensus testis. Hidrokel infantilis biasanya akan menghilang dalam tahun pertama, umumnya tidak memerlukan pengobatan, jika secara klinis tidak disertai hernia inguinalis. Hidrokel testis dapat meluas ke atas atau berupa beberapa kantong yang saling berhubungan sepanjang processus vaginalis peritonei. Hidrokel akan tampak lebih besar dan kencang pada sore hari karena banyak cairan yang masuk dalam kantong sewaktu anak dalam posisi tegak, tapi kemudian akan mengecil pada esok paginya setelah anak tidur semalaman.


Pada orang dewasa hidrokel dapat terjadi secara idiopatik (primer) dan sekunder. Penyebab sekunder terjadi karena didapatkan kelainan pada testis atau epididimis yang menyebabkan terganggunya sistem sekresi atau reabsorpsi cairan di kantong hidrokel. Kelainan tersebut mungkin suatu tumor, infeksi atau trauma pada testis atau epididimis. Dalam keadaan normal cairan yang berada di dalam rongga tunika vaginalis berada dalam keseimbangan antara produksi dan reabsorpsi dalam sistem limfatik.


DIAGNOSA
Anamnesis
Pada anamnesis keluhan utama pasien adalah adanya benjolan di kantong skortum yang tidak nyeri. Biasanya pasien mengeluh benjolan yang berat dan besar di daerah skortum. Benjolan atau massa kistik yang lunak dan kecil pada pagi hari dan membesar serta tegang pada malam hari. Tergantung pada jenis dari hidrokel biasanya benjolan tersebut berubah ukuran atau volume sesuai waktu tertentu.

Pada hidrokel testis besarnya kantong hidrokel tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel funikulus kantong hidrokel besarnya tidak berubah sepanjang hari. Pada hidrokel komunikan, kantong hidrokel besarnya dapat berubah-ubah yang bertambah besar pada saat anak menangis. Pada riwayat penyakit dahulu, hidrokel testis biasa disebabkan oleh penyakit seperti infeksi atau riwayat trauma pada testis


Pemeriksaan Fisik

Pada inspeksi Skrotum akan tampak lebih besar dari yang lain. Palpasi pada skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak tergantung pada tegangan di dalam hidrokel, permukaan biasanya halus. Palpasi hidrokel seperti balon yang berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan bila cairan yang terkumpul banyak, testis akan sulit diraba. Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika vaginalis. Pembengkakan kistik karena hernia atau hidrokel atau padat karena tumor. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya juga positif. Pada Auskultasi dilakukan untuk mengetahui adanya bising usus untuk menyingkirkan adanya hernia.

Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Hidrokel berisi cairan jernih, straw-colored dan mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat terjadi akibat penebalan tunika vaginalis karena infeksi kronik atau massa di skrotum tersebut bukan hidrokel.


Hidrokel biasanya menutupi seluruh bagian dari testis.Jika hidrokel muncul antar 18 – 35 tahun harus dilakukan aspirasi. Massa kistik yang terpisah dan berada di pool atas testis dicurigai spermatokel. Pada aspirasi akan didapatkan cairan kuning dari massa skortum. Berbeda dengan spermatokel, akan didapatkan cairan berwarna putih, opalescent dan mengandung spermatozoa.

Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi dapat mengirimkan gelombang suara melewati skrotum dan membantu melihat adanya hernia, kumpulan cairan (hidrokel atau spermatokel), vena abnormal (varikokel), dan kemungkinan adanya tumor.


DIAGNOSIS BANDING
Secara umum adanya pembengkakan skrotum memberikan gejala yang hampir sama dengan hidrokel, sehingga sering salah terdiagnosis. Oleh karena itu diagnosis banding hidrokel adalah :
1. Varikokel
Adalah varises dari vena pada pleksus pampiniformis akibat gangguan aliran darah balik vena spermatika interna.
Anamnesa :
  1. Pasien biasanya mengeluh belum mempunyai anak setelah beberapa tahun menikah.
  2. Terdapat benjolan di atas testis yang tidak nyeri.
  3. Terasa berat pada testis
Pemeriksaan Fisik : (Pasien berdiri dan diminta untuk manuver valsava)
Inspeksi dan Palpasi terdapat bentukan seperti kumpulan cacing di dalam kantung, yang letaknya di sebelah kranial dari testis, permukaan testis licin, konsistensi elastis.
2. Torsi Testis
Adalah keadaan dimana funikulus spermatikus terpuntir sehingga terjadi gangguan vaskularisasi dari testis yang dapat berakibat terjadinya gangguan aliran darah daripada testis.
Anamnesa :
  1. Timbul mendadak, nyeri hebat dan pembengkakan skrotum.
  2. Sakit perut hebat, kadang mual dan muntah.
  3. Nyeri dapat menjalar ke daerah inguinal.
Pemeriksaan Fisik :
1.Inspeksi, testis bengkak, terjadi retraksi testis ke arah kranial, karena funikulus spermatikus terpuntir dan memendek, testis pada sisi yang terkena lebih tinggi dan lebih horizontal jika dibandingkan testis sisi yang sehat.\

2.Palpasi teraba lilitan / penebalan funikulus spermatikus

3.Spermatocele,adalah benjolan kistik yang berasal dari epididimis dan berisi sperma.

Anamnesa : Benjolan kecil, tidak nyeri
Pemeriksaan fisik :
  • Teraba masa kistik
  • Mobile
  • Lokasi di cranial dari testis
  • Transiluminasi (+)
  • Aspirasi : cairan encer, keruh keputihan
4. Hematocele
Adalah penumpukan darah di dalam tunika vaginalis, biasanya didahului oleh trauma.
Gambaran klinik : benjolan pada testis
Pemeriksaan Fisik :
  • Masa kistik
  • Transiluminasi (-)
5. Hernia Inguinalis Lateral
Anamnesa : benjolan di daerah inguinal/skrotal yang hilang timbul. Timbul saat mengedan, batuk, atau menangis, dan hilang bila pasien tidur.
Pemeriksaan fisik : Terdapat benjolan di lipat paha/ skrotum pada bayi saat menangis dan bila pasien diminta untuk mengedan. Benjolan menghilang atau dapat dimasukkan kembali ke rongga abdomen. Transiluminasi (-)

6. Tumor testis

Keganasan pada pria terbanyak usia antara 15-35 tahun.
Anamnesa : keluhan adanya pembesaran testis yang tidak nyeri. Terasa berat pada kantong skrotum
Pemeriksaan Fisik : Benjolan pada testis yang padat, keras, tidak nyeri pada palpasi. Transiluminasi (-)

TERAPI
Hidrokel biasanya tidak berbahaya dan pengobatan biasanya baru dilakukan jika penderita sudah merasa terganggu atau merasa tidak nyaman atau jika hidrokelnya sedemikian besar sehingga mengancam aliran darah ke testis. Pengobatannya bisa berupa aspirasi (pengisapan cairan) dengan bantuan sebuah jarum atau pembedahan. Tetapi jika dilakukan aspirasi, kemungkinan besar hidrokel akan berulang dan bisa terjadi infeksi.

Setelah dilakukan aspirasi, bisa disuntikkan zat sklerotik tetrasiklin, natrium tetra desil sulfat atau urea) untuk menyumbat/menutup lubang di kantung skrotum sehingga cairan tidak akan tertimbun kembali. Hidrokel yang berhubungan dengan hernia inguinalis harus diatasi dengan pembedahan sesegera mungkin. Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan untuk dilakukan koreksi.
Beberapa indikasi untuk melakukan operasi pada hidrokel adalah :

  1. Hidrokel yang besar sehingga dapat menekan pembuluh darah,
  2. Indikasi kosmetik
  3. Hidrokel permagna yang dirasakan terlalu berat dan mengganggu pasien dalam melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Tindakan pembedahan berupa hidrokelektomi. Pengangkatan hidrokel bisa dilakukan anestesi umum ataupun regional (spinal).

Teknik Operasi

Secara singkat tehnik dari hidrokelektomi dapat dijelaskan sebagai berikut:
  • Dengan pembiusan regional atau umum.
  • Posisi pasien terlentang (supinasi)
  • Desinfeksi lapangan pembedahan dengan larutan antiseptik.
  • Lapangan pembedahan dipersempit dengan linen steril.
  • Insisi kulit pada raphe pada bagian skrotum yang paling menonjol lapis demi lapis sampai tampak tunika vaginalis.
  • Dilakukan preparasi tumpul untuk meluksir hidrokel, bila hidrokelnya besar sekali dilakukan aspirasi isi kantong terlebih dahulu.
  • Insisi bagian yang paling menonjol dari hidrokel, kemudian dilakukan:
  • Teknik Jaboulay: tunika vaginalis parietalis dimarsupialisasi dan bila diperlukan diplikasi dengan benang chromic cat gut.
  • Teknik Lord: tunika vaginalis parietalis dieksisi dan tepinya diplikasi dengan benang chromic cat gut.
  • Luka operasi ditutup lapis demi lapis dengan benang chromic cat gut
Komplikasi operasi
Komplikasi pasca bedah ialah perdarahan dan infeksi luka operasi

KOMPLIKASI
  1. Kompresi pada peredaran darah testis
  2. Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga menimbulkan atrofi testis.
  3. Perdarahan yang disebabkan karena trauma dan aspirasi
  4. Sekunder Infeksi.

09 Oktober 2010

Orchitis

Epididymitis akut adalah sebuah inflamasi pada epididymis. Apabila infeksi menjadi parah dan meluas sampai ke testikel yang di sekitarnya, infeksi tersebut akan menyebabkan epididymo-orchitis akut. Epididymitis kronis menunjuk pada nyeri epididymal dan inflamasi (biasanya tanpa pembengkakan skrotal) yang berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Orchitis (infeksi yang terbatas pada testis) jauh kurang umum.
Orchitis adalah peradangan pada salah satu atau kedua testis, umumnya peradangan ini dikaitkan dengan virus yang menyebabkan gondok. Setidaknya sepertiga dari laki-laki yang mengalami gondok setelah pubertas juga mengalami Orchitis. Penyebab lain Orchitis, adalah penyakit menular seksual (PMS), seperti gonore atau klamidia. Bakteri Orchitis sering karena epididimitis, suatu peradangan epididimis di bagian belakang testis yang menyimpan dan membawa sperma. Dalam hal ini, ini disebut epididimo-orkitis. Pembengkakan dan nyeri yang paling umum adalah tanda-tanda dan gejala orkitis.

Epidemiologi
* Kejadian diperkirakan 1 diantara 1.000 laki-laki
* Epididymitis akut paling umum terjadi pada pasien yang berusia 15-30 tahun dan pasien yang berusia lebih dari 60 tahun. Epididymitis pubertas jarang (dan torsi testikular lebih umum pada kelompok usia ini).
* Kelainan-kelainan urologis struktural umum pada anak-anak dan pada laki-laki yang berusia lebih dari 40 tahun dengan epididymitis akut. Orang dewasa biasanya mengalami gangguan saluran kandung kemih atau penyempitan urethral; anak-anak bisa mengalami ureter ectopic, posterior urethral valves atau vesicouureteral reflux.
* Orchitis gondok terjadi pada 20-40% laki-laki pasca-pubertas yang menderita gondok; jarang pada laki-laki pra-pubertas

Faktor Risiko
* Instrumentasi dan pemasangan kateter merupakan faktor risiko yang umum untuk epididymis akut. Urethritis atau prostatitis juga bisa menjadi faktor risiko.
* Refluks urin terinfeksi dari urethra prostatik ke epididymis melalui saluran sperma dan vas deferens bisa dipicu melalaui Valsalva atau pendesakan kuat. Epididymitis umum pada laki-laku yang melakukan strenous exertion ketika tidak ada kesempatan untuk menghindari, yang menyebabkan kandung kemih pnuh.
Orchitis sering disebut dengan "testis sakit" dan "selangkangan sakit" kadang-kadang digunakan secara bergantian. Tapi selangkangan sakit terjadi pada lipatan kulit antara paha dan perut --bukan di testis. Sedangkan penyebab nyeri selangkangan berbeda dari penyebab nyeri testis.
* Pada laki-laki yang berusia kurang dari 35 tahun, epididymo-orchitis paling sering disebabkan oleh patogen-patogen yang ditularkan secara seksual seperti Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhoeae.
* Pada laki-laki yang berusia di atas 35 tahun, epididymo orchitis paling sering disebabkan oleh organisme-organisme enterik Gram negatif yang ditularkan secara seksual, yang menyebabkan infeksi saluran kencing, seperti E. coli, Pseudomonas.
* Organisme enterik gram-negatif merupakan penyebab epididymo-orchitis yang lebih umum jika ada riwayat pemakaian alat atau kateterisasi terbaru.
* Obstruksi: orang dewasa yang berusia lebih dari 40 tahun biasanya memiliki gangguan saluran kandung kemih (seperti hyperplasia prostatik lunak) atau penyempitan urethral; anak-anak bisa mengalami kelainan-kelainan bawaan yang serius atau masalah-masalah yang mengganggu fungsi organ.
* Laki-laki yang mengalami penyakit Behcet bisa mengalami epididymo-orchitis non-infeksi.
* Epididymo-orchitis juga telah dilaporkan sebagai sebuah efek berbahaya dari amiodarone. Ini tergantung dosis, dan biasanya terjadi pada dosis yang lebih besar dari 200 mg per hari.
* Trauma pada scrotum bisa menjadi pemicu.
* Infeksi yang jarang lainnya (sepeti brucellosis, coccidiodidomycosis, blastomycosis, cytomegalovirus dan cadidiasis) biasanya terjadi pada host-host yang terganggu sistem kekebalannya.

Etiologi orchitis akut
* Virus: orchitis gondok paling umum. Infeksi Coxsackievirus tipe A, varicella, dan echoviral jarang terjadi.
* Infeksi bakteri dan pyogenik: E. coli, Klebsiella, Pseudomonas, Staphylococcus, dan Streptococcus tidak umum
* Granulomatous: T. pallidum, Mycobacterium tuberculosis, Mycobacterium leprae, Actinomycetes, dan penyakit jamur jarang.
* Trauma
* Iodiopatik

Gejala Orchitis bisa muncul tiba-tiba, gejala tersebut antara lain:
* Bengkak pada salah satu atau kedua belah testis
* Nyeri mulai dari ringan sampai parah
* Mual
* Demam
* Perubahan penis
* Darah saat ejakulasi

Diagnosa
Evaluasi yang cermat terhadap penyebab nyeri scrotal akut dan pembengkakan yang mungkin sangat penting.
* Torsi: kemungkinan besar jika nyeri memiliki onset tiba-tiba dan parah. Lebih umum pada pria di bawah 20 tahun (tetapi bisa terjadi pada usia berapapun). Membedakan torsi testikular ini dalam diagnosa sangat penting dari segi bedah.
* Trauma
* Pembentukan abscess
* Tumor testikular
* Epididymo-orchitis gondok
* Epidididymits tuberculous atau jamur
* Hydrocoele
Pemeriksaan
* Penyekaan urethral dan urin yang pertama kali keluar: untuk infeksi gonorrhoeae dan chlaydia.
* Screening untuk UTI: urin yang keluar di pertengahan sangat buang air kecil untuk pemeriksaan mikroskop, kultur dan kesensitifan.
* Screening untuk urethritis: semua pasien yang mengalami epididymo orchitis yang ditularkan secara seksual harus discreening untuk infeksi-infeksi yang ditularkan secara seksual lainnya. Kontak-kontak seksual juga harus dievaluasi.
* Ultrasound: berguna untuk membantu membedakan epididimytis akut dari torsi testikular jika tersedia tetapi tidak boleh menunda intervensi atau eksplorasi jika torsi testikular diduga.
* Kelainan-kelainan anatomi pada saluran kencing umum pada kelompok yang terinfeksi dengan organisme enterik gram negatif dan pemeriksaan lebih lanjut terhadap saluran kencing harus dipertimbangkan pada semua pasien seperti ini, khususnya yang berusia lebih dari 50 tahun.

Penatalaksanaan
Segera merujuk ke klinik genito-urinary untuk screening STD lengkap, perawatan dan kontak tracing. Jika trosi mungkin, rencanakan urologi.
* Disarankan istirahat, meninggikan scrotal dan pakaian dalam yang mendukung.
* Es
* Agen-agen anti-inflammatory
* Analgesik
* Menghindari melakukan hubungan seks yang tidak terproteksi sebelum perawatan dan follow-up, termasuk penelurusan dan perawatan kontak-kontak seksual, telah selesai dilakukan.
Obat
* Jika dipstick urin negatif, dan/atau dicurigai terhadap urethritis, lakukan pengobatan empiris sebelum ada hasil kultur yang tersedia, seperti :
* Gonorrhea ringan: cefixime (indikasi tidak berlisensi) atau ciprofloxacin
* Infeksi chlamydial genital ringan, urethritis non-gonococcal dan infeksi genital non-spesifik: doxysiklin atau azithromycin (diobati dengan doksisiklin selama 7 hari atau dengan azithromycin sebagai dosis tunggal); atau diobati dengan erythromycin selama 14 hari.
* Jika dipstick urin positif dan kemungkinan besar merupakan organisme enterik, diobati sebagai 'UTI parah”, seperti menggunakan trimethoprim atau ofloxacin selama 14 hari.
Bedah
* Eksplorasi scrotal jika sebuah torsi atau tumor tidak bisa dipastikan dan untuk komplikasi epididymitis akut dan orchitis (seperti abscess, infarksi testikular)
Perawatan untuk virus orchitis yang berhubungan dengan gondok, ditujukan untuk menghilangkan gejala. Dokter dapat meresepkan obat penghilang rasa sakit, non-steroid anti-inflammatory drugs, seperti ibuprofen (Advil, Motrin, others) atau naproxen (Aleve, orang lain), dan merekomendasikan istirahat di tempat tidur, atau mengangkat skrotum. Selain langkah-langkah untuk menghilangkan rasa tidak nyaman, bakteri orkitis dan epididimo-orkitis memerlukan perawatan antibiotik. Jika penyebab infeksi berkaitan dengan PMS, pasangan seksual (istri/suami) juga harus mendapatkan perawatan.

Filariasis

Filariasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cacing Filaria yang ditularkan melalui berbagai jenis nyamuk. Penyakit ini bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan, dapat menimbulkan cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki. Penyakit ini cukup banyak ditemukan di Indonesia.
Penyakit ini ditularkan melalui nyamuk yang menghisap darah seseorang yang telah tertular sebelumnya. Darah yang terinfeksi dan mengandung larva dan akan ditularkan ke orang lain pada saat nyamuk yang terinfeksi menggigit atau menghipas darah orang tersebut. Tidak seperti Malaria dan Demam berdarah, Filariasis dapat ditularkan oleh 23 spesies nyamuk dari genus Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres. Karena inilah, Filariasis dapat menular dengan sangat cepat.


Gejala Filariais Akut dapat berupa:

* Demam berulang-ulang selama 3-5 hari, demam dapat hilang bila istirahat dan muncul lagi setelah bekerja berat
* Pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka) didaerah lipatan paha, ketiak (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit
* Radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis)
* Filarial abses akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan mengeluarkan nanah serta darah
* Pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema)
Gejala klinis yang kronis berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah dada, buah zakar (elephantiasis skroti).

Diagnosis

Bila seseorang tersangka Filariasis ditemukan tanda-tanda dan gejala klinis, diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan darah jari yang dilakukan mulai pukul 20.00 malam waktu setempat. Seseorang dinyatakan sebagai penderita Filariasis, apabila dalam darah ditemukan mikrofilaria.
Pencegahan dapat dilakukan dengan:
* Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular
* Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk
* Membersihkan semak-semak disekitar rumah

02 Oktober 2010

Labiopalatoskisis

Labio/plato skisis adalah merupakan kongenital anomali yang berupa adanya kelainan bentuk pada struktur wajah. Palatoskisis adalah adanya celah pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.

ETIOLOGI
Faktor Herediter
Sebagai faktor yang sudah dipastikan.
Gilarsi : 75% dari faktor keturunan resesif dan 25% bersifat dominan.
  • Mutasi gen
  • Kelainan kromosom
Faktor Eksternal
  • Faktor usia ibu
  • Obat-obatan. Asetosal, Aspirin (SCHARDEIN-1985) Rifampisin, Fenasetin, Sulfonamid, Aminoglikosid, Indometasin, Asam Flufetamat, Ibuprofen, Penisilamin, Antihistamin dapat menyebabkan celah langit-langit. Antineoplastik, Kortikosteroid
  • Nutrisi
  • Penyakit infeksi Sifilis, virus rubella
  • Radiasi
  • Stres emosional
  • Trauma, (trimester pertama)
PATOFISIOLOGI
Kelainan sumbing selain mengenai bibir juga bisa mengenai langit-langit. Berbeda pada kelainan bibir yg terlihat jelas secara estetik, kelainan sumbing langit-langit lebih berefek kepada fungsi mulut seperti menelan, makan, minum, dan bicara. Pada kondisi normal, langit-langit menutup rongga antara mulut dan hidung. Pada bayi yang langit-langitnya sumbing barrier ini tidak ada sehingga pada saat menelan bayi bisa tersedak.Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga bayi mudah capek pada saat menghisap, keadaan ini menyebabkan intake minum/makanan yg masuk menjadi kurang dan jelas berefek terhadap pertumbuhan dan perkembangannya selain juga mudah terkena infeksi saluran nafas atas karena terbukanya palatum tidak ada batas antara hidung dan mulut, bahkan infeksi bisa menyebar sampai ke telinga.

MANIFESTASI KLINIS
Pada labio Skisis:
  • Distorsi pada hidung
  • Tampak sebagian atau keduanya
  • Adanya celah pada bibir
Pada palato skisis:
  • Tampak ada celah pada tekak (uvula), palato lunak, dan keras dan atau foramen incisive
  • Adanya rongga pada hidung
  • Distorsi hidung
  • Teraba celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari
  • Kesukaran dalam menghisap atau makan
KOMPLIKASI
  • Gangguan bicara dan pendengaran
  • Terjadinya otitis media
  • Aspirasi
  • Distress pernafasan
  • Risiko infeksi saluran nafas
  • Pertumbuhan dan perkembangan terhambat
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
  • Foto rontgen
  • Pemeriksaan fisisk
  • MRI untuk evaluasi abnormal
PEMERIKSAAN TERAPEUTIK
  • Penatalaksanaan tergantung pada beratnya kecacatan
  • Prioritas pertama adalah pada teknik pemberian nutrisi yang adekuat
  • Mencegah komplikasi
  • Fasilitas pertumbuhan dan perkembangan
  • Pembedahan: pada labio sebelum kecacatan palato; perbaikan dengan pembedahan usia 2-3 hari atau sampai usia beberapa minggu prosthesis intraoral atau ekstraoral untuk mencegah kolaps maxilaris, merangsang pertumbuhan tulang, dan membantu dalam perkembangan bicara dan makan, dapat dilakukan sebelum penbedahan perbaikan.
  • Pembedahan pada palato dilakukan pada waktu 6 bulan dan 2 tahun, tergantung pada derajat kecacatan. Awal fasilitaspenutupan adalah untuk perkembangan bicara.
PENATALAKSANAAN
a. Pada bayi yang langit-langitnya sumbing barrier ini tidak ada sehingga pada saat menelan bayi bisa tersedak.Kemampuan menghisap bayi juga lemah, sehingga bayi mudah capek pada saat menghisap, keadaan ini menyebabkan intake minum/makanan yg masuk menjadi kurang. Untuk membantu keadaan ini biasanya pada saat bayi baru lahir di pasang:
  • Pemasangan selang Nasogastric tube, adalah selang yang dimasukkan melalui hidung berfungsi untuk memasukkan susu langsung ke dalam lambung untuk memenuhi intake makanan.
  • Pemasangan Obturator yang terbuat dr bahan akrilik yg elastis, semacam gigi tiruan tapi lebih lunak, jd pembuatannya khusus dan memerlukan pencetakan di mulut bayi. Beberapa ahli beranggarapan obturator menghambat pertumbuhan wajah pasien, tp beberapa menganggap justru mengarahkan. Pada center cleft spt Harapan Kita di Jakarta dan Cleft Centre di Bandung, dilakukan pembuatan obturator, karena pasien rajin kontrol sehingga memungkinkan dilakukan penggerindaan oburator tiap satu atau dua minggu sekali kontrol dan tiap beberapa bulan dilakukan pencetakan ulang, dibuatkan yg baru sesuai dg pertumbuhan pasien.
  • Pemberian dot khusus, dot ini bentuknya lebih panjang dan lubangnya lebih lebar daripada dot biasa; tujuannya dot yang panjang menutupi lubang di langit-langit mulut; susu bisa langsung masuk ke kerongkongan; karena daya hisap bayi yang rendah, maka lubang dibuat sedikit lebih besar.
b. operasi, dengan beberapa tahap, sebagai berikut :
  1. Penjelasan kepada orangtuanya
  2. Umur 3 bulan (rule over ten) : Operasi bibir dan alanasi(hidung), evaluasi telinga.
  3. Umur 10-12 bulan : Qperasi palato/celah langit-langit, evaluasi pendengaran dan telinga.
  4. Umur 1-4 tahun : Evaluasi bicara, speech theraphist setelah 3 bulan pasca operasi
  5. Umur 4 tahun : Dipertimbangkan repalatoraphy atau/dan Pharyngoplasty
  6. Umur 6 tahun : Evaluasi gigi dan rahang, evaluasi pendengaran.
  7. Umur 9-10 tahun : Alveolar bone graft (penambahan tulang pada celah gusi)
  8. Umur 12-13 tahun : Final touch, perbaikan-perbaikan bila diperlukan.
  9. Umur 17 tahun : Evaluasi tulang-tulang muka, bila diperlukan advancementosteotomy LeFORTI

bahan kuliah

buat yg ribet search d 4shared,langsung k blog madhan aja yaa.
*sekalian promosi blog*

minggu 1 blok 13 angkatan 2008

minggu 2 blok 13 angkatan 2008

minggu 3 blok 13 angkatan 2008

minggu 4 blok 13 angkatan 2008 part 1

minggu 4 blok 13 angkatan 2008 part 2

Atresia Esofagus

Atresia esofagus termasuk kelainan kongenital yang terdiri atas gangguan kontinuitas esofagus dengan atau tanpa hubungan persisten dengan trakea. Pada penyakit ini, terdapat suatu keadaan dimana bagian proksimal dan distal esofagus tidak berhubungan.
Pada bagian atas esofagus mengalami dilatasi yang kemudian berakhir sebagai kantung dengan dinding muskuler yang mengalami hipertrofi yang khas memanjang sampai pada tingkat vertebra torakal segmen 2-4. Bagian distal esofagus merupakan bagian yang mengalami atresia dengan diameter yang kecil dan dinding muskuler yang tipis. Bagian ini meluas sampai bagian atas diafragma). Sekitar 50% bayi dengan atresia esofagus juga mengalami beberapa anomali terkait. Malformasi kardiovaskuler, malformasi rangka termasuk hemivertebra, dan perkembangan abnormal radius serta malformasi ginjal dan urogenital sering terjadi; semua kelainan itu disebut sindrom vacterl (vertebral defect, malformasi anorektal, defek kardiovaskuler, defek trakeoesofagus, kelainan ginjal, dan defek pada anggota tubuh).
Terdapat suatu penyakit yang sering menyertai penyakit ini yakni fistula trakeoesofagus. Fistula trakeoesofagus adalah suatu kelainan hubungan antara trakea dan esofagus. Jika berhubungan dengan atresia esofagus biasanya fistula terdapat antara bagian distal segmen esofagus dan bagian trakea yang letaknya di atas karina. Meskipun begitu, kedua kelainan ini dapat pula muncul pada beberapa tingkat antara kartilago krikoid dan karina, fistula trakeosofagus dapat juga berjalan oblik pada bagian akhir proksimal trakea atau pada tingkat vertebra torakal segmen kedua.

Insiden
Secara internasional penemuan penyakit ini jarang tergantung pada kawasan yang berbeda di seluruh dunia, dimana diperkirakan sekitar 0,4-3,6 kasus per-10.000 kelahiran. Di Amerika Utara insiden dari Atresia Esofagus berkisar 1:3000-4500 dari kelahiran hidup, dimana sepertiganya merupakan kelahiran prematur. Angka ini makin lama makin menurun dengan sebab yang belum diketahui. Secara internasional angka kejadian paling tinggi terdapat di Finlandia yaitu 1:2500 kelahiran hidup. Atresia Esofagus 2-3 kali lebih sering pada janin yang kembar.(2,6,7)

Epidemiologi
Kecenderungan peningkatan jumlah kasus atresia esophagus tidak berhubungan dengan ras tertentu. Namun dari suatu penelitian didapatkan bahwa insiden atresia esophagus paling tinggi ditemukan pada populasi kulit putih (1 kasus per10.000 kelahiran) dibanding dengan populasi non-kulit putih (0,55 kasus per 10.000 kelahiran).
Jenis kelamin laki-laki memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pada perempuan untuk mendapatkan kelainan atresia esophagus. Rasio kemungkinan untuk mendapatkan kelainan esophagus antara laki-laki dan perempuan adalah sebesar 1,26:1. Atresia esophagus dan fistula trakeoesofagus adalah kelainan kongenital pada neonatus yang dapat didiagnosis pada waktu-waktu awal kehidupan. Beberapa penelitian menemukan insiden atresia esophagus lebih tinggi pada ibu yang usianya lebih muda dari 19 tahun dan usianya lebih tua dari 30 tahun, dimana beberapa penelitian lainnya juga mengemukakan peningkatan resiko atresia esophagus terhadap peningkatan umur ibu.

Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui zat teratogen apa yang bisa menyebabkan terjadinya kelainan atresia esophagus, hanya dilaporkan angka rekuren sekitar 2 % jika salah satu dari saudara kandung yang terkena. Atresia esophagus lebih berhubungan dengan sindroma trisomi 21,13 dan 18 dengan dugaan penyebab genetik. Namun saat ini, teori tentang terjadinya atresia esophagus menurut sebagian besar ahli tidak lagi berhubungan dengan kelainan genetik. Perdebatan tentang proses embriopatologi masih terus berlanjut.
Selama embryogenesis proses elongasi dan pemisahan trakea dan esophagus dapat terganggu. Jika pemisahan trekeoesofageal tidak lengkap maka fistula trakeoesofagus akan terbentuk. Jika elongasi melebihi proliferasi sel sebelumnya, yaitu sel bagian depan dan belakang jaringan maka trakea akan membentuk atresia esophagus.
Atresia esophagus dan fistula trakeoesofagus sering ditemukan ketika bayi memiliki kelainan kelahiran seperti :
  • Trisomi 13, 18 dan 21
  • Gangguan saluran pencernaan lain (seperti hernia diafragmatika, atresia duodenal, dan anus imperforata)
  • Gangguan jantung (seperti ventricular septal defect, tetralogifallot, dan patent ductus arteriosus)
  • Gangguan ginjal dan saluran kencing (seperti ginjal polisistik atau horseshoe kidney, tidak adanya ginjal,dan hipospadia)
  • Gangguan Muskuloskeletal
  • Sindrom VACTERL (yang termasuk vertebr, anus, candiac, tracheosofagealfistula, ginjal, dan abnormalitas saluran getah bening).
Lebih dari setengah bayi dengan fistula atau atresia esophagus memiliki kelainan lahir lain.

Anatomi
Esophagus adalah sebuah saluran yang terdiri atas otot yang menghubungkan faring dengan gaster. Pada pangkalnya esophagus terletak pada linea mediana, ketika masuk kedalam kavum thoraks tergeser sedikit ke sebelah kiri linea mediana. Disebelah ventral esophagus terdapat trakea, bronkus kiri, pericardium, dan diafragma. Disebelah dorsal esophagus terdapat dataran ventral columna vertebralis, arteri intercostale desktra, duktus torakikus, dan vena hemiazigos.
Adapun vascularisasi esophagus diperoleh dari percabangan arteri thyroidea inferior, aorta descendens, arteria bronchialis, arteri gastrica sinistra, serta arteri pherenica inferior sisnistra. Sedangkan innervasinya diperoleh dari cabang-cabang nervus recurrens, nervus vagus dan truncus simpaticus.

Patofisologi
Beberapa teori menjelaskan bahwa masalah pada kelainan ini terletak pada proses perkembangan esophagus. Trakea dan esophagus berasal dari embrio yang sama. Selama minggu keempat kehamilan, bagian mesodermal lateral pada esophagus proksimal berkembang. Pembelahan galur ini pada bagian tengah memisahkan esophagus dari trakea pada hari ke- 26 masa gestasi.
Kelainan notochord, disinkronisasi mesenkim esophagus dan laju pertumbuhan epitel, keterlibatan sel neural, serta pemisahan yang tidak sempurna dari septum trakeosofageal dihasilkan dari gangguan proses apoptosis yang merupakan salah satu teori penyebab embryogenesis atresia esophagus. Sebagai tambahan bahwa insufisiensi vaskuler, faktor genetik, defisiensi vitamin, obat-obatan dan penggunaan alkohol serta paparan virus dan bahan kimia juga berkontribusi pada perkembangan atresia esophagus.
Berdasarkan pada teori-teori tersebut, beberapa fektor muncul menginduksi laju dan waktu pertumbuhan dan froliferasi sel pada proses embrionik sebelumnya. Kejadian ini biasa terjadi sebelum 34 hari masa gestasi. Organ lainnya seperti traktus intestinal, jantung, ginjal, ureter dan sistem masculoskeletal, juga berkembang pada waktu ini, dan organ-organ tersebut tidak berkembang secara teratur dengan baik.

Klasifikasi Atresia Esofagus
Adapun kasifikasi atresia esophagus menurut Voght adalah sebagai berikut:
1. Atresia esophagus dengan fistula trakeoesofagus distal
Merupakan gambar yang paling sering pada proksimal esophagus, terjadi dilatasi dan penebalan dinding otot berujung pada mediastinum superior setinggi vetebra thoracal III/IV. Esofagus distal (Fistel), yang mana lebih tipis dan sempit, memasuki dinding posterior trakea setinggi carina atau 1-2 cm diatasnya. Jarak antara esophagus proksimal yang buntu dan fistula trakheaesofagus distal bervariasi mulai dari bagian yang overlap hingga yang berjarak jauh.
2. Atresia esophagus terisolasi tanpa fistula
Esofagus distal dan proksimal benar-benar berakhir tanpa hubungan dengan segmen esophagus proksimal, dilatasi dan dinding menebal dan biasanya berakhir setinggi mediastinum posterior sekitar vetebra thorakalis II. Esofagus distal pendek dan berakhir pada jarak yang berbeda diatas diagframa.
3. Fistula trakeosofagus tanpa atresia
Terdapat hubungan seperti fistula antara esophagus yang secara anatomi cukup intak dengan trachea. Traktus yang seperti fistula ini biasa sangat tipis dengan diameter 3-5 mm dan umumnya berlokasi pada daerah servikal paling bawah. Biasanya satu tapi pernah ditemukan dua atau tiga fistula.
4. Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus proksimal
Gambar kelainan yang jarang ditemukan namun perlu dibedakan dari jenis terisolasi. Fistula bukan pada ujung distal esofagus tapi berlokasi 1-2 cm diatas dinding depan esofagus.
5. Atresia esofagus dengan fistula trakeoesofagus distal dan proksimal
Pada kebanyakan bayi, kelainan ini sering terlewati (misdiagnosa) dan diterapi sebagai atresia proksimal dan fistula distal. Sebagai akibatnya infeksi saluran pernapasan berulang, pemeriksaan yang dilakukan memperlihatkan suatu fistula dapat dilakukan dan diperbaiki keseluruhan. seharusnya sudah dicurigai dari kebocoran gas banyak keluar dari kantong atas selama membuat/merancang anastomase.

Diagnosis
Diagnosis dari atresia esofagus/fistula trakeoesofagus bisa ditegakkan sebelum bayi lahir. Salah satu tanda awal dari atresia esofagus diketahui dari pemeriksaan USG prenatal yaitu polihidramnion, dimana terdapat jumlah cairan amnion yang sangat banyak. Tanda ini bukanlah diagnosa pasti tetapi jika ditemukan harus dipikirkan kemungkinan atresia esofagus.
Selain itu, diagnosa esofagus juga bisa ditentukan pada waktu diruang persalinan, karena aspirasi paru adalah faktor yang menentukan prognosis. Kesulitan memasukkan kateter kedalam lambung biasanya memperkuat kecurigaan. Kateter biasanya berhenti mendadak pada 10-11 cm dari garis gusi atas.

Gejala Klinik
Secara umum atresia esofagus harus dicurigai pada pasien dengan :
  1. Kasus polihidramnion ibu
  2. Jika kateter yang digunakan untuk resusitasi pada waktu lahir tidak bisa dimasukkan ke dalam lambung
  3. Jika bayi mengeluarkan sekresi mulut yang berlebihan
  4. Jika tersendak, sionosis, atau batu pada waktu berupaya menelan makanan
Gejala-gejala kelainan ini bervariasi tergantung dari tipe kelainan trakeoesofagus yang ada. Pada bayi yang dengan hanya atresia, diagnosis biasanya dibuat setelah kelahiran. Saliva tidak bisa terletak secara mengisi mulut dan nostril kemudian mengalami regurgitasi. Bayi dengan fistula pada bagian proksimal menghambat pernafasan, distress, dan sianosis selama makan. Pada bayi dengan atresia dan fistula distula, saliva yang banyak dan regurgitasi muncul bersamaan dengan sianosis dan pneumonia sekunder yang terjadi akibat refluks dari isi lambung. Selain itu, udara biasanya masuk ke perut, sehingga perut menjadi timpani dan mungkin menjadi begitu kembung sehingga mengganggu pernapasan. Jika kedua fistula proksimal dan distal ada, biasanya fistula proksimal yang memberikan gejala.
Tipe yang berikutnya merupakan tipe fistula trakeoesofagus tanpa atresia atau fistula tipe-H, akan menimbulkan gejala batuk dan tersedak sewaktu makan, pneumonia berulang dan distensi abdomen intermitten. Pada beberapa kasus yang jarang, kelainan dapat diagnosis pada masa kanak-kanak. Sedangkan pada pasien dewasa biasanya muncul dengan pneumonia rekuren dan bronkiektasis.
Pada neonatus dengan atresia esofagus atau tracheasofageal fistual, trachea juga akan mengalami gangguan yang dikenali sebagai tracheomalacia. Trhaceomalacia berarti trakea menjadi lebih lunak dan rigiditasi lebih rendah dibanding normal. Tracheomalacia ini mungkin bervariasi pada beberapa anak. Trahceaomalacia dapat menyebabkan “barking cough”. Hal ini berpengaruh pada pertumbuhan. Terkadang tracheomalacia lebih berat dan butuh penanganan tambahan.

Gambaran Radiologi
Pemeriksaan radiologi biasanya digunakan sebagai screening non-invasif untuk mendiagnosis penyakit motilitasi esofagus. Biasanya pasien dengan disfagi memiliki beberapa pemeriksaan konvensional, seperti pemeriksaan barium atau endoskopi. Pada pelaksanaannya, bolus cairan atau makanan berjalan sepanjang esofagus oleh karena tekanan peristaltik dan gravitasi. Proses ini dikenal sebagai esofagus transit yang berbeda dengan esofagus clearance yang merupakan suatu proses pengosongan esofagus dari refluks bahan-bahan makanan yang berasal dari usus.
Terdapat beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat menunjang diagnosis atresia esofagus. Kesemua pemeriksaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
a) Foto Thoraks
Gambaran penebalan pada dinding posterior trakea merupakan suatu petunjuk adanya kelainan pada esofagus. Dimana jika didapatkan penebalan difus pada mediastium dengan air fluid level dapat disuspek dengan akalasia. Untuk massa pada esofagus cukup jarang dideteksi dengan kunci untuk mengevaluasi motilitas, refluks, dan aspirasi.
Pemeriksaan radiologi yang dilakukan adalah foto thoraks termasuk abdomen atas dengan memasukkan sonde lambung kedalam esofagus, kalau perlu kateter diisi kontras non-ionik. Diagnosis atresia esofagus dapat dilakukan dengan pemeriksaan foto pada posisi postreroanterior (PA) dan lateral. Dimana akan didapatkan gamabaran gulungan nasogastrik tube pada bagian proksimal kantung esofagus. Selain itu, lokasi arkus aorta juga dapat terlihat. Pneumonia asprisai (khususnya pada bagian lobus kanan atas) dan atelektasis juga sering didapatkan.
Selain itu, gangguan motilitas akan ditemukan pada anak dengan atresia esofagus dana dapat dilihat videofluoroskopi. Pada gangguan motilitas esofagus gambaran yang didapatkan adalah penyempitan esofagus, transit esofagus yang melambat, dan disorganisasi transit esofagus.
Berikut gambaran foto thorak yang didapatkan sesuai dengan tipe atresia esofagus yang ada:
1. Atresia esofagus tanpa fistula.
  • Dilatasi dari kantong proksimal esofagus yang berisi udara, akan menyebabkan trakea maju ke bagian depan.
  • Abdomen yang berisi gas mungkin terlihat. Udara normalnya terlihat di dalam perut 15 menit setelah setelah kelahiran.
  • Kantung esofagus bagian bawah dapat dilihat dengan menggunakan barium atau pemasukan dengan gastrostonomi.
2. Atresia esofagus dengan fistula distal.
  • Distensi gas pada bagian perut dan usus halus (disebabkan udara melewati fistula kemungkinan akan ditemukan.
  • Foto akan memperlihatkan gambaran udara yang sedikit jika fistula okolusi.
  • Sejumlah udara akan terlihat pada esofagus, meskipun biasanya udara dalam esofagus pada neonatus dan anak-anak normal.
3. Atresia esofagus dengan fistula proksimal.
  • Pada gamabaran radiografi, tanda-tandanya sama dengan yang didapatkan pada atresia esofagus tanpa fistula.
  • Abdomen yang berisi gas dapat terlihat.
  • Pemeriksaan dengan menggunakan barium mungkin akan mengalami kegagalan dalam pemeriksaan ini.
  • Gambaran fistula membutuhkan pemeriksaan videofluoroskopi selama pengisian pada kantung proksimal.
4. Fistula tanpa atresia.
  • Pneumonia rekuren mungkin akan terlihat, dengan bentuk pneumonia secara umum.
  • Penggambaran fistula sulit dilakukan.
  • Sejumlah udara akan terlihat pada esophagus.
  • Pemeriksaan dengan kontras merupakan pemeriksaan pilihan untuk diagnosis. Kontrak non-ionik merupakan pilihan kontras; dilusi barium dapat digunakan sebagai kontras alternatif. Jika pasien diintubasi atau dengan foto kontas menunjukkan trakea tanpa gambaran fistula, maka esofagram sebaiknya dilakukan.
b) Computed Tomography (CT)
Pemeriksaan CT-scan jarang dilakukan untuk mendiagnosa atresia esofagus. Pemeriksaan ini merupakan periksaan 3 dimensi esofagus dalam hubungannya dengan struktur yang berdekatan. Biasanya pemeriksaan ini digunakan pada pasien yang lebih dewasa.
Gambar CT-scan penampakan aksial sulit untuk diindefikasi; fistula kemungkinan hanya terlihat sebagian. Pemeriksaan CT penampakan sagital selalu digunakan untuk diagnosis atresia esofagus pada neonatus secara akurat. Metode ini dapat memperlihatkan gambar panjang esofagus, lengkap dengan atresia, fistula dan batas-batasnya. Pemeriksaan ini jika dikombinasikan dengan endoskopi akan lebih memberi keuntungan, sebagai tambahan untuk memfasilitasi pemahaman hubungan anatomi yang kompleks.(13)
c) Ultrasonografi (USG)
USG merupakan pemeriksaan yang tidak rutin dilakukan untuk diagnosis atresia esofagus setelah kelahiran, akan tetapi dapat digunakan sebelum kelahiran. Pada pemeriksaan ini ditemukan adanya gelembung udara pada perut fetus yang dikombinasikan dengan polihidramnion pada ibu yang mengarah ke diagnosis atresia esofagos. Diagnosa akurat meningkat jika terdapat area anehoik pada bagian tengah leher fetus, tanda ini membedakan atresia esofagus dengan penyakit-penyakit gangguan menelan.
Terdapatnya dilatasi kantung esofagus yang buntu pada pemeriksaan ini dapat merujuk ke atresia esofagus. tanda kantung ini telah didapatkan secara langsung pada usia 26 minggu masa gestasi, tetapi onsetnya diperkirakan paling cepat 22 minggu. Kemungkinan hubungan antara peningkatan tranlusens nuchal didapatkan pada trimester pertama dan atresia esofagus telah ditemukan.
d) Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Seperti pemeriksaan USG, MRI tidak disarankan untuk diagnosa atresia esofagus pada bayi setelah kelahiran. Meskipun begitu, MRI memberikan gambar esofagus dan sekitarnya pada posisi sgital dan karonal, dan resolusi kontrasnya lebih baik dibandingkan CT-scan. MRI sangat jarang digunakan untuk menjelaskan lokasi arkus aorta, tetapi sering digunakan untuk diagnosa molformasi congenital.
Tidak seperti USG, pemeriksaan MRI pada prenatal memberikan ganbar lesi sekitar esofagus dan hubungan dan hubungan anatomi. MRI pada fetus memberikan bukti akurtat untuk diagnosis atresia esofagus pada anak dengan resiko tinggi berdasarkan penemuan USG. Akan tetapi, pemeriksaan MRI sulit untuk dilakukan pada kasus polihidramnion karena kualitas gambar jelek.
e) Nuclear Imaging
Biasanya pemeriksaan ini tidak digunakan untuk mrngevaluasi atresia esofogus. Meskipun demikian pemeriksaan ini digunakan pada beberapa keluhan motilitas setelah perbaikan. Pemeriksaan scintigraph dan radionuclide dapat mendeteksi dan menghitung esofagus transit, esofagus clearance dan GER.
f) Angiografi
Angiografi umumya tidak digunakan untuk diagnosis anak dengan atresia esofagus. Tetapi pemeriksaan biasa digunakan untuk perencanaan penggantian atau perbaikan organ esofagus, jika hal itu menjadi penanganan yang dipilih.

Diferensial Diagnosis
Tanda awal dari atresia esofagus pada bayi yang berupa polihidramnion menyebabkan atresia esofagus memiliki banyak diferensial diagnosis, antara lain :
  1. Atresia intestinal
  2. Hidrofetalis
  3. Cacat batang otak
  4. Hernia difragmatika
  5. Lesi intrathorakal
Penatalaksanaan
Atresia merupakan kasus gawat darurat. Prabedah, penderita seharusnya ditengkurapkan untuk mengurangi kemungkinan isi lambung masuk ke paru-paru. Kantong esofagus harus secara teratur dikosongkan dengan pompa untuk mencegah aspirasi sekret. Perhatikan yang cermat harus diberikan terhadap pengendalian suhu, fungsi respirasi, dan pengelolaan anomaly penyerta.
Sebelum dilaksanakan tindakan bedah, maka anomali kogenital lain pada bayi terlebih dahulu dievaluasi. Foto thoraks dapat mengevaluasi abnormalitas skeletal, malformasi kordiovaskular, pneumonia dan lengkung aorta kanan. Foto abdomen bertujuan mengevaluasi abnormalitas skeletal, obstruksi intestinal dan malrotasi. Foto thoraks dan abdomen biasanya sudah mencukupi, penggunaan kontraks tidak terlaku sering dibutuhkan untuk mengevaluasi atresia esofagus. Echocardiogram dan renal ultrasonogram mungkin dapat membantu.
Terkadang karena keadaan penderita, maka operasi dilakukan secara bertahap, tahap pertama biasanya adalah pengikatan fistula dan pemasukan pipa gastrotomi untuk memasukkan makanan, dan langkah kedua adalah anastomosis primer, makanan lewat mulut biasanya dapat diterima. Esofagografi pada hari kesepuluh akan menolong keberhasilan anastomosis.
Adapun komplikasi-komplikasi yang bisa timbul setelah operasi perbaikan pada atresia esofagus dan fistula trakeoesofagus adalah sebagai beriku;(6)
1. Dismotilitas Esofagus. Dismotilitas terjadi karena kelemahan otot dinding esofagus. Berbagai tingkat dismotilitas bisa terjadi setelah operasi ini. Komplikasi ini terlihat saat bayi sudah mulai makan dan minum.
2. Gastrosofagus refluks. Kira-kira 50% bayi yang menjadi operasi ini akan mengalami gastroesofagus refluks pada saat kanak-kanak atau dewasa, dimana asam lambung naik atau refluks ke esofagus. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan obat (medikal) atau pembedahan
3. Fistula trakeosofagus berulang. Pembedahan ulang adalah terapi untuk keadaan seperti ini.
4. Disfagia atau kesulitan menelan. Disfagia adalah tertahannya makanan pada tempat esofagus yang diperbaiki.keadaan ini dapat diatasi dengan menelan air mutu tertelannya makanan dan mencegah terjadinya ulkus.
5. Kesulitan bernafas dan tersendak. Konplikasi ini berhubungan dengan proses menalar makanan, terhadap makanan dan aspirasi makanan kedalam trakea.
6. Batuk kronis batuk merupakan gejala yang umum setelah operasi perbaikan atresia esophagus. Hal ini disebabkan oleh kelemahan dari trakea.
7. Meningkatkan infeksi saluran pernafasan.pencegahan keadaan ini adalah dengan mencegah kontak dengan orang yang menderita Flu, dan meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi vitamin dan suplemen.

Prognosis
Berdasarkan klasifikasi scheme, angka keselamatan di grup I 96 %, grup II 59 % dan grup III 22 % pada tahun 1980, tetapi sudah meningkat menjadi 98 %, 82% dan 58 % pada saat ini. Penelitian dari montreal mengidentifikasikan hanya preoperative yang tergantung ventilator dan kelainan penyerta yang berat dengan prognasis signifikan.

30 September 2010

Secercah Harapan Untuk Kota Kecilku

langit mendung menyelimuti kota kecilku pagi ini.
langit mendung seolah jd tanda kalau kota kecilku sedang merasakan kembali duka yg dulu.
tepat setahun yg lalu,kota kecilku yg biasanya tenang dan damai seolah menjadi rusuh.
tepat setahun yg lalu,kota kecilku yg biasanya cerah mendadak jadi rabu kelabu.

kini semua telah setahun berlalu.
kota kecilku yg dulu sempat mati kini mulai bergeliat tuk hidup lagi.
kota kecilku yg dulu sempat hancur porak poranda kini mulai menata diri lagi.
kota kecilku yg dulu dipenuhi tangis air mata penduduknya kini mulai tersenyum kembali.

tepat setahun hancurnya kota kecilku,secercah harapan tak hentinya didengungkan.
secercah harapan agar kota kecilku kembali bernuansa religius seperti puluhan tahun yg lalu.
secercah harapan agar kota kecilku banyak melahirkan calon pemimpin seperti saat kemerdekaan dulu.
secercah harapan agar kota kecilku bangkit dr keterpurukan dan menjadi poros kebangkitan Indonesiaku.

-tribute to korban gempa sumbar 30september2009-